Merupakan suatu kebanggan dan kehormatan bagi
Bangsa Indonesia dapat menjadi tuan rumah untuk pertemuan tahunan akbar International
Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) tahun ini. Terpilihnya Indonesia
sebagai tempat diselenggarakannya IMF-WB 2018 merupakan hasil kesepakatan suara
dari Boards of Governors. Banyak sekali manfaat yang didapat diperoleh bagi
suatu negara yang menjadi tuan rumah acara ini, sehingga banyak sekali negara
yang berlomba-lomba agar mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah.
Annual Meeting (AM) IMF-WB ini diselenggarakan di Nusa Dua, Bali dan didatangi oleh 12.000 sampai dengan 15.000 orang dengan 3.500 orang diantaranya merupakan delegator. Delegator-delegator tersebut berasal dari 189 negara yang berbeda. Selain itu, terdapat pula 1.000 media representatives dan 5.000 orang yang mewakili sektor swasta seperti bank, akademisi, peneliti dan organisasi sosial yang juga meramaikan acara AM IMF-WB ini. IMF-WB ini diadakan selama satu pekan mulai dari tanggal 8 sampai dengan tanggal 14 Oktober 2018.
Selama pertemuan tahunan IMF-WB ini ada banyak
konferensi, seminar dan forum yang diadakan. Secara garis besar, AM IMF-WB ini
terbagi menjadi 2 yakni main events
dan side events. Main events terdiri dari Plenary Meeting, Development Committee
(DC) Meeting dan International Monetary and Financial Committee (IMFC) Meeting
yang dihadiri oleh seluruh jajaran Gubernur World Bank dan IMF. Side events adalah terdiri dari pertemuan-pertemuan,
seminar, workshop, gala dinner, lunch meeting antara lembaga keuangan, pelaku
bisnis maupun pertemuan dengan pihk pemerintahan seperti Menteri Keuangan atau
Gubernur Bank Sentral negara-negara yang menjadi anggota pertemuan ini.
Pertemuan tersebut jumlahnya sebanyak 2.000 pertemuan lebih yang diadakan baik
dalam tingkat regional, tingkat bilateral maupun tingkat multiteral.
Tujuan diadakannya pertemuan ini adalah untuk membahas
keadaan ekonomi global dan isu-isu terkini seperti pengurangan kemiskinan, pembangunan
ekonomi internasional, dan isu-isu global lainnya. Delapan topik utama yang
menjadi fokus bahasan Indonesia pada pertemuan ini adalah pembiayaan
infrastruktur, sumber daya manusia, ekonomi digital, urbanisasi, pembiayaan dan
asuransi untuk risiko bencana, penguatan moneter internasional, ekonomi syariah,
dan perubahan iklim.
Satu acara dari serangkaian acara IMF-WB yang
menarik perhatian saya adalah Indonesia Investment Forum (IIF) 2018. Diadakannya
IIF pada acara IMF-WB ini sangat tepat sebagai pintu ivestasi bagi Indonesia. Dan
benar saja, Indonesia mampu mengantongi investasi pembiayaan dengan jumlah USD
13,5 miliar atau senilai Rp 202 triliun. Dengan 80% diantaranya merupakan
investasi kemitraan antara BUMN dan investor dan 20% diantaranya merupakan pembiayaan
proyek dan investasi pembiayaan alternatif melalui pasar modal yang terdiri
dari sektor migas, pariwisata, bandar udara, kelistrikan, pertahanan, jalan
tol, pertambangan, manufaktur dan hilirisasi.
Berikut adalah
rincian 21 proyek yang berhasil ditanda-tangani di acara IIF 2018:
1. Kemitraan strategisantara PT GMF
AeroAsia Tbk dan Airfrance Industries serta KLM Enginering & Maintenance
senilai USD 400 juta
2. Partnership senilai USD 500 juta
antara GMF AeroAsia dan China Communications Contruction Indonesia
3. Peluncuran penawaran kerjasama
strategis bandara Kualanamu oleh PT Angkasa Pura II (Persero) kepada investor
dengan nilai hingga USD 500 Juta
4. Kemitraan strategis antara PT Pindad
(Persero) dan Waterbury Farrel senilai USD 100 juta
5. Kemitraan strategis senilai USD 320
juta antara PT Aneka Tambang Tbk dengan Ocean Energy Nickel International Pty.
Ltd
6. Kemitraan strategis senilai USD 850
juta antara PT Inalum (Persero), Antam dan Aluminium Corporation of China
Limited
7. Kerjasama antara PT KAI (Persero),
PT INKA (Persero) dan Progress Rail (Caterpillar Group) senilai USD 500 juta
8. Kerjasama senilai USD 185 juta
antara PT Boma Bisma Indra (Persero) dan Doosan Infracore serta Equitek
9. KIK-Dinfra senilai USD 112 juta oleh
PT Jasa Marga dan Bank Mandiri serta pernyataan efektif OJK
10. RDPT PT Jasa Marga dan Bank Mandiri
serta AIA, Taspen, Wana Artha, Allianz dan Indonesia Infrastruktur Finance
(IIF) senilai USD 224 juta
11. Kerjasama investasi senilai USD 6.5
miliar antara PT Pertamina (Persero) dan CPC Corporation
12. Kerjasama investasi senlai EUR 150 juta
antara PLN dan KfW
13. Kredit investasi Senilai USD 523 juta
dari Bank Mega kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk pembangunan ruas tol
Pekanbaru - Dumai
14. Asset monetization oleh Hutama Karya
dengan ICBC, MUFG, Permata Bank, dan SMI dengan nilai USD 336 juta
15. Kredit Sindikasi USD 684 juta kepada
Hutama Karya dari Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga dan SMI
16. Investasi senilai USD 310 juta antara
Menjangan Group, ITDC dan Amorsk Group
17. Investasi senilai antara PT Wijaya
Karya (Persero), ITDC dan Menjangan Group USD 198 juta.
18. Kerja sama pembiayaan proyek Kawasan
Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika antara ITDC dengan Asian Infrastructure
Investment Bank (AIIB) senilai USD 248 Juta
19. Kerjasama Hedging nilai tukar berbasis
Syariah antara PT SMI dan Maybank senilai USD 128 juta.
Semoga
dengan adanya investasi yang diresmikan di Indonesia Investment Forum 2018 dapat membuat negara kita semakin maju dan
rakyatnya semakin sejahtera.





Comments
Post a Comment