Indonesia Berhasil Kantongi 200 Triliun Rupiah dalam Acara IIF 2018

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) merupakan sebuah organisasi internasional yang didirikan dengan tujuan menjaga kestabilan dan meningkatkan ekonomi global sehingga dapat mengurangi kemiskinan. Anggota IMF mencapai 189 negara yang tersebar di seluruh dunia. Kantor pusat IMF berada di Washington, D.C., Amerika Serikat. Pada setiap tahunnya, IMF dan World Bank (WB) mengadakan rapat tahunan. Banyak sekali acara yang diadakan pada acara IMF-WB ini, salah satunya adalah konferensi Indonesia Investment Forum (IIF) 2018.

Merupakan suatu kebanggan dan kehormatan bagi Bangsa Indonesia dapat menjadi tuan rumah untuk pertemuan tahunan akbar International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) tahun ini. Terpilihnya Indonesia sebagai tempat diselenggarakannya IMF-WB 2018 merupakan hasil kesepakatan suara dari Boards of Governors. Banyak sekali manfaat yang didapat diperoleh bagi suatu negara yang menjadi tuan rumah acara ini, sehingga banyak sekali negara yang berlomba-lomba agar mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah.


Annual Meeting (AM) IMF-WB ini diselenggarakan di Nusa Dua, Bali dan didatangi oleh 12.000 sampai dengan 15.000 orang dengan 3.500 orang diantaranya merupakan delegator. Delegator-delegator tersebut berasal dari 189 negara yang berbeda. Selain itu, terdapat pula 1.000 media representatives dan 5.000 orang yang mewakili sektor swasta seperti bank, akademisi, peneliti dan organisasi sosial yang juga meramaikan acara AM IMF-WB ini. IMF-WB ini diadakan selama satu pekan mulai dari tanggal 8 sampai dengan tanggal 14 Oktober 2018.

Selama pertemuan tahunan IMF-WB ini ada banyak konferensi, seminar dan forum yang diadakan. Secara garis besar, AM IMF-WB ini terbagi menjadi 2 yakni main events dan side events. Main events terdiri dari Plenary Meeting, Development Committee (DC) Meeting dan International Monetary and Financial Committee (IMFC) Meeting yang dihadiri oleh seluruh jajaran Gubernur World Bank dan IMF. Side events adalah terdiri dari pertemuan-pertemuan, seminar, workshop, gala dinner, lunch meeting antara lembaga keuangan, pelaku bisnis maupun pertemuan dengan pihk pemerintahan seperti Menteri Keuangan atau Gubernur Bank Sentral negara-negara yang menjadi anggota pertemuan ini. Pertemuan tersebut jumlahnya sebanyak 2.000 pertemuan lebih yang diadakan baik dalam tingkat regional, tingkat bilateral maupun tingkat multiteral.

Tujuan diadakannya pertemuan ini adalah untuk membahas keadaan ekonomi global dan isu-isu terkini seperti pengurangan kemiskinan, pembangunan ekonomi internasional, dan isu-isu global lainnya. Delapan topik utama yang menjadi fokus bahasan Indonesia pada pertemuan ini adalah pembiayaan infrastruktur, sumber daya manusia, ekonomi digital, urbanisasi, pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana, penguatan moneter internasional, ekonomi syariah, dan perubahan iklim.



Satu acara dari serangkaian acara IMF-WB yang menarik perhatian saya adalah Indonesia Investment Forum (IIF) 2018. Diadakannya IIF pada acara IMF-WB ini sangat tepat sebagai pintu ivestasi bagi Indonesia. Dan benar saja, Indonesia mampu mengantongi investasi pembiayaan dengan jumlah USD 13,5 miliar atau senilai Rp 202 triliun. Dengan 80% diantaranya merupakan investasi kemitraan antara BUMN dan investor dan 20% diantaranya merupakan pembiayaan proyek dan investasi pembiayaan alternatif melalui pasar modal yang terdiri dari sektor migas, pariwisata, bandar udara, kelistrikan, pertahanan, jalan tol, pertambangan, manufaktur dan hilirisasi.



Total investasi pembiayaan yang ditanda-tangani ada 21 proyek. Dengan diperolehnya investasi tersebut, pembangunan infrastruktur di Indonesia diharapkan terus berkembang dan menjadi mandiri. Dengan adanya infrastruktur yang baik, diharapkan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi pesat. Keberhasilan investasi tersebut merupakan buah dari kerjasama perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN-BUMN tersebut antara lain PT Aneka Tambang Tbk, PT Wijaya Karya, PT KAI Persero, PT Jasa Marga Tbk, PT GMF AeroAsia Tbk, PT Hutama Karya, dan PT Pindad Persero, dengan PT Bank Mandiri sebagai kordinatornya. Para perusahaan BUMN diharapkan dapat bekerja sama dan belajar dari perusahaan swasta.


Berikut adalah rincian 21 proyek yang berhasil ditanda-tangani di acara IIF 2018:

1.            Kemitraan strategisantara PT GMF AeroAsia Tbk dan Airfrance Industries serta KLM Enginering & Maintenance senilai USD 400 juta
2.            Partnership senilai USD 500 juta antara GMF AeroAsia dan China Communications Contruction Indonesia
3.            Peluncuran penawaran kerjasama strategis bandara Kualanamu oleh PT Angkasa Pura II (Persero) kepada investor dengan nilai hingga USD 500 Juta
4.            Kemitraan strategis antara PT Pindad (Persero) dan Waterbury Farrel senilai USD 100 juta
5.            Kemitraan strategis senilai USD 320 juta antara PT Aneka Tambang Tbk dengan Ocean Energy Nickel International Pty. Ltd
6.            Kemitraan strategis senilai USD 850 juta antara PT Inalum (Persero), Antam dan Aluminium Corporation of China Limited
7.            Kerjasama antara PT KAI (Persero), PT INKA (Persero) dan Progress Rail (Caterpillar Group) senilai USD 500 juta
8.            Kerjasama senilai USD 185 juta antara PT Boma Bisma Indra (Persero) dan Doosan Infracore serta Equitek
9.            KIK-Dinfra senilai USD 112 juta oleh PT Jasa Marga dan Bank Mandiri serta pernyataan efektif OJK
10.         RDPT PT Jasa Marga dan Bank Mandiri serta AIA, Taspen, Wana Artha, Allianz dan Indonesia Infrastruktur Finance (IIF) senilai USD 224 juta
11.         Kerjasama investasi senilai USD 6.5 miliar antara PT Pertamina (Persero) dan CPC Corporation
12.         Kerjasama investasi senlai EUR 150 juta antara PLN dan KfW
13.         Kredit investasi Senilai USD 523 juta dari Bank Mega kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk pembangunan ruas tol Pekanbaru - Dumai
14.         Asset monetization oleh Hutama Karya dengan ICBC, MUFG, Permata Bank, dan SMI dengan nilai USD 336 juta
15.         Kredit Sindikasi USD 684 juta kepada Hutama Karya dari Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga dan SMI
16.         Investasi senilai USD 310 juta antara Menjangan Group, ITDC dan Amorsk Group
17.         Investasi senilai antara PT Wijaya Karya (Persero), ITDC dan Menjangan Group USD 198 juta.
18.         Kerja sama pembiayaan proyek Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika antara ITDC dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) senilai USD 248 Juta
19.         Kerjasama Hedging nilai tukar berbasis Syariah antara PT SMI dan Maybank senilai USD 128 juta.

Semoga dengan adanya investasi yang diresmikan di Indonesia Investment Forum 2018 dapat membuat negara kita semakin maju dan rakyatnya semakin sejahtera.

Comments