Indahnya Goresan Tinta di Atas Kanvas


Saat ini sedang berlangsung pameran lukisan istana dengan tema "Senandung Ibu Pertiwi. Lukisan Istana ini dipamerkan dalam rangka memperingati 72 tahun kemerdekaan Indonesia. Pameran ini berlangsung dari tanggal 2 Agustus sampai dengan 30 Agustus 2017, dibuka dari pukul 10:00 sampai dengan 20:00. Pameran lukisan istana ini berlokasi di Galeri Nasional Indonesia. Galeri Nasional Indonesia  sendiri berada di Jalan Medan Merdeka Timur No. 14, Gambir, Jakarta Pusat.


Dalam pameran lukisan istana, ditampilkan 48 lukisan bersejarah yang dilukis oleh pelukis-pelukis ternama. Lukisan-lukisan tersebut dilukis oleh 41 pelukis terpilih yang melukis lukisan Istana Kepresidenan. Nama pelukis-pelukis tersebut, antara lain: Barli Sasmitawinata, Basoeki Abdullah, Itji Tarmizi, dan Raden Saleh. Lukisan-lukisan ini berasal dari 5 istana kepresidenan Republik Indonesia.
Tahun lalu juga ada acara pameran lukisan istana dengan jumlah lukisan yang dipamerkan sebanyak 28 lukisan yang berasal dari 21 pelukis Indonesia. Jadi tahun ini adalah tahun ke-2 diadakannya pameran lukisan istana. Lukisan-lukisan Istana dulunya hanya untuk tamu istana. Namun sekarang dapat dinikmati oleh umum. Pameran lukisan ini gratis sehingga dapat dinikmati oleh segala kalangan.
48 lukisan istana yang dipamerkan dalam pameran Senandung Ibu Pertiwi terdiri berbagai jenis tema, antara lain:
  • 15 lukisan dengan tema Tradisi dan Identitas. Busana kebaya merupakan tradisi dan identitas berpakaian masyarakat Indonesia.
  • 12 lukisan dengan tema Keragaman Alam. Kergaman alam menggambarkan keindahan wisata alam di negara kita tercinta, Indonesia.
  • 11 lukisan dengan tema Dinamika Keseharian. Dinamika keseharian maksudnya adalah kehidupan sehari-hari seperti: para petani, nelayan dan pedagang.
  • Beberapa lukisan bertema Mitologi dan Religi. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam agama, antara lain: Islam, Kristen, Budha, dan Hindu. Para pelukis Indonesia pun menganut agama yang berbeda. Para pelukis tersebut mencoba mengembangkan seni lukis melalui lukisan bertemakan religi dan mitologi.
Sebelum masuk ke ruang pameran, kita harus menitipkan barang-barang kita terlebih dahulu. Barang-barang seperti tas, binatang peliharaan, kamera, minuman & makanan, tongsis dilarang dibawa masuk ke dalam. Kita juga dilarang untuk memakai jaket, kacamata hitam dan topi, merokok, menyentuh lukisan, mengambil gambar dengan cahaya, membuang sampah sembarangan, dan berisik. Jadi, tidak perlu repot-repot membawa SLR dan peralatannya karena kita juga tidak bisa menggunakannya di museum ini.

Berikut adalah lukisan-lukisan yang dipamerkan di pameran lukisan istana "Senandung Ibu Pertiwi:

Lukisan Keragaman Alam

Pantai Pelabuhan Ratu karya Mas Pirngadi

Mas Prigandi merupakan pelukis dengan aliran Mooi Indie. Mooi Indie berasal dari bahasa Belanda. Moii dalam bahasa Indonesia mempunya arti cantik atau molek atau jelita. Sedangkan Indie berarti Hindia atau wilayah Nusantara yang sekarang disebut dengan Indonesia. Sehingga Mooi Indie dapat diartikan sebagai Indonesia yang cantik.

Pantai Flores karya Basoeki Abdullah

Basoeki Abdullah ialah salah seorang maestro pelukis Indonesia. Lukisannya memiliki aliran realis dan naturalis. Basuki Abdullah pernah menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta. Lukisan ini mengambarkan sebuah pantai di Ende, tempat Presiden Sukarno pernah diasingkan. Lukisan ini merupakan pengembangan dari lukisan karya Presiden Sukarno. Basoeki sendiri tidak pernah ke Flores selama hidupnya tapi ia mampu melukis Pantai Flores secara indah dan seperti aslinya.

Lukisan Mitologi dan Religi


Lukisan-lukisan ini juga merupakan lukisan karya Basoeki Abdullah. Lukisan pertama adalah Nyai Roro Kidul. Nyai Roro Kidul adalah legenda yang digambarkan dengan sesosok roh / dewi legendaris yang sangat dikenal oleh masyarakat Pulau Jawa dan Bali. Nyai Roro Kidul dikenal sebagai Ratu Laut Selatan atau Samudra Hindia. Saat berusia belasan tahun, Basoeki suka berdiam diri di Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Basoeki merasa sering bertemu dengan Nyai Roro Kidul sehingga ia ingin melukis Nyai Roro Kidul.


Lukisan kedua adalah Gatotkaca. Gatotkaca merupakan tokoh pewayangan yang sangat terkenal. Pergiwa - Pergiwati merupakan putri kembar dari Raden Arjuna dan Dewi Manuhara. Gatotkaca kemudian menikah dengan Pergiwa yang juga merupakan sepupunya. Dan Pergiwati menikah dengan Pancawala. Lukisan ini merupakan pesanan langsung Presiden Sukarno pada tahun 1950. Pemesanan ini didasarkan pada kebutuhan salah satu sisi dinding di Istana Merdeka.

Lukisan Tradisi dan Identitas

Kebaya pada zaman dahulu hanya digunakan oleh 3 etnis yakni pribumi, Tionghoa, dan Belanda. Lalu kemudian muncul sebagai penanda identitas Indonesia. Jadi, perempuan-perempuan zaman dahulu memakai kebaya dan laki-laki menggunakan jas dan peci hitam. Beberapa lukisan istana merupakan lukisan wanita-wanita berkebaya di pameran Senandung Pertiwi.

  
Ini merupakan lukisan penari dayak wanita dan penari daya pria asal Kalimantan. Tari Dayak merupakan tari tradisional suku bangsa Dayak. Dayak ialah sebutan bagi penduduk asli pulau Kalimantan. Etnis Dayak terdiri 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh 
Kalimantan.


Lukisan Dinamika Keseharian

Bertapa di Candi Tebing Bali karya Walter Spies.

Walter Spies merupakan pelukis asal Jerman yang cukup berkontribusi terhadap sejarah seni rupa di Bali. Lukisan ini mengambarkan seseorang sedang bertapa di Candi Tebing Bali, waktu lukisan mengambarkan suasana abad ke-11 tetapi lukisan itu sendiri dilukis di abad ke-20. Spies melukis suatu lukisan yang dia sendiri tidak ada di zaman tersebut. Jadi lukisan ini perpaduan antara informasi sejarah dan imajinasi dari sang pelukis.

This is my favorite photo

Lukisan ini berjudul Sesadji Dewi Sri karya Ida Bagus Made Poleng. Ida Bagus merupakan seorang pelukis yang buta huruf. Ia tidak memperdulikan uang dan hanya menjual lukisannya berdasarkan keinginan dan kata hatinya.  Lukisan ini menceritakan tentang tradisi mempersembahkan sesaji untuk dewi pelindung padi. Dari lukisan ini kita dapat belajar untuk selalu bersyukur dan mencintai alam karena alam memberikan kita banyak manfaat.


Selama pameran ini berlangsung juga dilaksanakan sejumlah kegiatan menarik, antara lain:
  • Tur Pameran oleh para kurator yang diadakan setiap Sabtu dan Minggu
  • Workshop melukis tas kanva bersama penyandang disabilitas pada Kamis, 10 Agustus 2017
  • Diskusi para pakardengan tema Menjaga Ibu Pertiwi pada Sabtu, 19 Agustus 2017
  • Lomba lukis kolektif pelajar tingkat nasional pada Sabtu, 26 Agustus 2017
  • Workshop ‘Menjadi Apresiator Seni Terhebat se-Jabodetabek pada Selasa, 29 Agustus 2017


Comments