Acara Pemaparan Ekonomi Baru di Era Digital oleh Jokowi

Senin lalu, tanggal 18 September 2017 saya diberikan undangan untuk menghadiri acara bertema ‘Ekonomi Baru di Era Digital’. Saat menerima undangan itu, saya senang sekaligus penasaran bagaimana pemaparan ekonomi baru di era digital yang akan dikemukakan apalagi setelah mengetahui bahwa pak presiden Joko Widodo yang akan menjadi keynote speakernya. Acara tersebut akan berlangsung pada Rabu, 20 September 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat.

Hari yang ditunggu pun tiba. Sekitar jam 8 saya sudah tiba di lokasi. Saya berkeliling melihat booth-booth pameran Indonesia Banking Expo (IBEX) terlebih. Saat itu memang sedang berlangsung pameran IBEX yang sudah dimulai dari tanggal 19 September 2017. Sekitar jam 9, saya pun memasuki ruangan Plenary Hall Jakarta Convention Center. Lalu menunggu sampai acara dimulai.


Jam 10 tepat, acara Ekonomi Baru di Era Digital mulai. Acara tersebut dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Selanjutnya adalah perbincangan pembukaan oleh Rudiantara selaku Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) dan Darmin Nasution selaku Menteri Koordinator Perekonomian yang dipandu oleh Rosiana Silalahi. Lalu pemberian penghargaan rumah kreatif BUMN oleh Menteri BUMN, Rini Soemarno.



Setelah itu adalah pemaparan Ekonomi Baru di Era Digital yang dibawakan langsung oleh Pak Jokowi:

1. E-commerce
Ada pergeseran perdagangan dari sistem offline menjadi sistem online. Daripada repot-repot harus ke toko, harus mengantri juga. Sekarang tinggal mengambil hp, buka aplikasi, bayar juga melalui online, masukkan alamat, tinggal menunggu barang / makanannya sampai di rumah.

2. Media Sosial
Pergeseran dari konsumsi barang menjadi konsumsi pengalaman. Posting ke facebook, twitter, dan instagram. Sekarang kurang mengejar barang-barang branded, tetapi lebih mengejar kenang-kenangan, memori dari pengalaman untuk di pajang di media sosial.

3. Sharing Economic
Sebuah revolusi pada sisi ketersediaan, seperti: Go-jek, Grab, Uber, AirBnB, dan WeWork. Dahulu, orang harus membeli mobil, sekarang tinggal pesan di aplikasi, orang bisa pergi ke suatu tempat dengan mobil tanpa harus punya mobil sendiri.

Dulu orang harus beli rumah, di negara lain sekarang jika ingin tinggal di rumah, tinggal sewa kamar atau sewa rumah orang. Waktunya pun dapat ditentukan, bisa 1 hari atau 1 minggu atau 1 bulan, bebas sesuai kebutuhan. Tinggal pakai AirBnB atau Expedia.

Untuk kantor pun begitu, tidak perlu bikin kantor. Hanya cukup sewa dari orang lain. Bisa pesan 1 meja atau 2 meja di co-working space seperti WeWork. Di Jakarta, di Bandung dan di kota-kota besar di Indonesia sekarang sudah banyak yang seperti ini.

Pesan Pak Presiden: Sekarang harus hati-hati, terjadi perubahan dalam semua aspek. Mulai dari pola konsumsi, pola kerja, dan pola produksi semua akan berubah. Oleh karena itu, pengusaha harus hati-hati, calon pengusaha juga harus hati-hati. Ini merupakan peluang tetapi juga merupakan ancaman.

4. Struktur Pengeluaran
Dulu orang harus keluar uang, untuk membeli DVD. Sekarang ribuan video bisa ditonton di internet tinggal buka youtube, facebook atau aplikasi penyedia video lainnya. Dahulu harus beli buku, koran atau majalah untuk mengetahui suatu informasi. Sekarang berbagai jenis berita dan tulisan dapat diakses dan dibaca di internet.

Pesan Pak Presiden: Produsen harus hati-hati mencermati pergeseran di dunia produksi ini. Karena pergeseran ini akan berdampak besar pada sisi produksi. Sekarang sudah hampir tidak ada toko DVD. Toko buku pun semakin berkurang. Tapi di samping itu, muncul pertumbuhan tinggi di sisi lain. Tempat makan, tempat yang instagramable, tempat fitness, sektor travel dan pariwisata mengalami kenaikan yang signifikan.


Untuk menghadapi era digital ini, Pak Presiden berharap:

Pertama, menteri-menteri jangan terlalu membatasi startup dengan peraturan-peraturan yang banyak. Sehingga start up bisa berkembang dan berinovasi dengan baik.
Kedua, infrastruktur ICT harus dikejar karena ICT yang menjadi kunci di dunia digital ini.
Ketiga, fokus pada cyber security. Serangan cyber semakin banyak dan dahsyat sehingga pertananan dan keamanan cyber harus ditingkatkan

Acara terakhir adalah acara talkshow dengan para CEO start up, pemilik bisnis digital dan CEO Telkomsel. Para CEO yang berpartipasi antara lain, Nadiem yang merupakan CEO Go-jek, Henry Hendrawan selaku CEO Traveloka, William yang merupakan CEO Tokopedia, Adrian Gunadi selaku CEO Investree mereka membagikan hambatan yang mereka alami dalam bisnis mereka dan memberikan motivasi untuk para pengusaha dan calon pengusaha digital.

Comments