Meneladani Gus Dur, Bapak Bangsa Indonesia

9 tahun sudah Pak Abdurrahman Wahid meninggal dunia. Meskipun sudah 9 tahun berlalu, kebaikan dan perjuangan Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan Gusdur masih dikenang hingga saat ini. Pemikirannya yang jenius dan sikapnya yang toleransi kepada sesama membuatnya jadi panutan bagi banyak orang hingga beliau disebut sebagai Bapak Pluralisme.

Beberapa sikap Gus Dur yang bisa kita teladani:
Pertama, sederhana.
Meskipun hidup dalam keluarga yang cukup berada, beliau tidak pernah sombong. Ia ma juga merupakan orang yang tekun. Berkat ketekunannya, ia berhasil mendapatkan beasiswa Kementrian Agama untuk studi Islam. Ia juga bekerja sebagai wartawan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Selain bekerja sebagai wartawan, ia juga berjualan es dan kacang untuk menambah pendapatan bagi keluarganya,

Kedua, menjunjung keadilan tanpa membeda-bedakan latar belakang.
Gus Dur begitu menjunjung tinggi keadilan bagi semua orang baik kaum mayoritas maupun minoritas. Ia tidak membedakan suku, agama atau etnis dari setiap orang. Salah satunya adalah penetapan tahun baru Imlek sebagai hari libur nasional. Berkat Gus Dur, sekarang orang Tionghoa dapat merayakan tahun baru Imlek dengan leluasa.

Selain karakter Gus Dur yang bisa diteladani, kebijakan perekonomiannya juga patut ditiru. Salah satu kebijakan keuangan yang dijalankan Gus Dur adalah kebijakan desentralisasi fiskal. Desentralisasi Fiskal merupakan pemindahan kewenangan keuangan dari pemerintah pusat kepada pemerintahan daerah yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinanan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Berkat kebijakan ini, perekonomian Indonesia naik sekitar 5% ditandai dengan pertumbuhan PDB, laju inflasi yang lambat dan tingkat suku bunga yang rendah dan kondisi moneter negeri yang mulai stabil.

Kebijakan proyek Desentralisasi Fiskal berfokus pada pemaksimalan desa. Langkah pemaksimalan potensi desa adalah dengan cara membangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan saluran irigasi, sanitasi, dan pemberian bantuan bagi Kredit Usaha Mikro. Kebijakan ini masih terus digunakan hingga saat ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dibantu oleh Kementriaan Desa.

Program unggulan desa yang menajdi fokus utama Kemendes PDTT saat ini:
1. Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).
Desa dapat bertumbuh apabila potensi desa tersebut dapat dikembangkan secara maksimal. Untuk mempermudahan pengembang potensi desa, Kemendes PDTT melakukan pengelompokan desa berdasarkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing desa, misalnya: desa wisata dan desa pertanian.

2. Pembangunan Embung Air Desa.
80 persen desa di Indonesia adalah desa pertanian. Oleh karena itu, Kemendes PDTT mencoba membuat dan mengembangkan embung di desa-desa dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas pertanian dan perkebunan warga desa. Sebagai informasi, embung merupakan tempat penampungan air yang bertujuan untuk menampung air hujan dan meningkatkan kualitas air. Embung juga dapat dimanfaatkan sebagai kolam ikan dan tempat wisata sehingga dapat meningkatkan pendapatan penduduk desa. Mendes PDTT menargetkan sebanyak 30 ribu embung desa akan dibangun hingga tahun 2019.

3. Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) masing-masing desa didirikan atas dasar musyawarah desa yang teridiri dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, perwakilan kelompok perempuan, perwakilan tani dan seluruh anggota warga desa lainnya. Pendirian BUMDes diharapkan sesuai dengan keadaan ekonomi, kebutuhan, dan budaya masyarakat masing-masing desa.

4. Pembangun Sarana Olahraga Desa (Raga Desa).
Pembangun Sarana Olahraga Desa (Raga Desa) bertujuan untuk memfasilitasi para penduduk desa terutama pemuda-pemudi desa agar dapat memaksimalkan hobi olahraga mereka. Sarana olahraga yang dibangun antara lain lapangan sepak bola, lapangan bola voli, tenis meja, lapangan bulutangkis, dan lapangan futsal.


Demikian teladan dari Gus Dur yang dapat kita teladani, semoga bermanfaat :)

Comments